Buzztrend.id – Gelaran MotoGP Mandalika terancam batal. Hal itu terkait dengan pernyataan Dorna yang keberatan dengan kebijakan karantina yang dilakukan oleh sejumlah negara.
Lewat pernyataan sang CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta beberapa waktu lalu, ia mengatakan bahwa Dorna bisa membatalkan balapan secara sepihak jika tuan rumah memberlakukan sistem karantina hingga 14 hari.
“Jika kami terpaksa dikarantina selama empat belas hari, jawaban kami akan jelas. Kami tidak akan pergi ke sana (ke lokasi balapan). itulah batasannya,” ujar Ezpeleta, dilansir dari Italy24News.
Langkah tegas dari Dorna tersebut dimaksudkan agar segala persiapan di balapan MotoGP musim ini berjalan lancar.
Tanggapan Menparekraf Sandiaga Uno
Menanggapi hal itu Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menyatakan bahwa gelaran MotoGP Mandalika harus tetap digelar.
Demi mendukung hal tersebut dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku, pemerintah RI akan menerapkan sistem Travel Bubble (pola perjalanan khusus di tengah pandemi) untuk seluruh kru, pembalap, dan pihak resmi.
Sistem ini pun pernah dijalankan oleh Pemerintah Indonesia kala menggelar ajang Badminton Indonesia Open dan Indonesia Masters yang berlangsung di Bali akhir tahun kemarin. Serta World Super Bike bulan September.
“Tidak ada perlakuan khusus terhadap pembalap, kru maupun official yang akan berpartisipasi di gelaran balap motor paling bergengsi di dunia tersebut,” ungkap Sandiaga Uno.
Bahkan menurut Sandiagao Uno persiapan penerapan protokol kesehatan (prokes) perjalanan antar negara akan ditingkatkan agar tidak memicu potensi kasus penyebaran Covid-19 yang diakibatkan oleh varian Omicron.
“Ini arahan dari Presiden (Joko Widodo) juga. Saya yakin semua pihak bergandengan tangan untuk menyiapkan dan memastikan bahwa MotoGP ini. Sinyal kepada dunia kesiapan kita untuk menyelenggarakan event (kegiatan) internasional, seperti G20 dan konferensi internasional lainnya,” ungkapnya.
Terkait keberatan dari pihak Dorna, Panitia penyelenggara MotoGP lokal dikatakan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan melalui Satuan tugas (Satgas) Covid-19 berdasarkan prioritas pemerintah untuk pengendalian virus tersebut.
“Tentunya (prestasi pengendalian Covid-19) perlu kita jaga dan ini yang terus kita komunikasikan bahwa ada ketentuan travel bubble, yakni dalam 1×24 jam seluruh kru, pembalap, dan juga official akan menjalani (ketentuan travel bubble),” kata Sandiaga. “Mulai dari ketibaan mereka di bandara sampai di hotel setelah menjalankan tes PCR. Ini telah disesuaikan juga dengan aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” tambahnya.
Baca Juga:
Sirkuit Mandalika Berpotensi Batal Gelar Moto GP, Ini Alasannya
Menpora Turut Berkomentar
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudi Amali tutur berkomentar terkait ancaman Dorna untuk membatalkan MotoGP Mandalika.
Zainudin Amali mengaku bahwa ia mendapat beberapa keluhan dari federasi internasional beberapa cabor (termasuk MotoGP). Dalam keluhan itu mereka tidak ingin bahwa para atlet disamakan dengan pendatang lain untuk masalah karantina.
Atas hal itu pihak Menpora mengaku akan berkoordinasi langsung dengan presiden Joko Widodo mencari solusi atas hal tersebut.
“Beberapa waktu lalu, kami mendapat informasi dan keluhan dari international federation dari beberapa cabor. Mereka menyatakan kalau Indonesia tidak mampu melakukan seperti itu, maka mereka akan pindah ke negara lain. Ini tentu kan menjadi kerugian untuk kita,” kata Menpora Amali dalam konferensi pers virtual.
“Mereka setuju untuk datang ke Indonesia tanpa melakukan karantina dalam waktu yang panjang. Mereka menyampaikan jika sudah dalam sistem bubble harusnya sudah terjaga keamanannya,”
“Kami pernah melakukan ini (sistem bubble) pada ajang bulu tangkis di Bali tahun lalu, dan berjalan dengan sukses. Jadi, mereka yang akan datang ke Indonesia ingin diperlakukan seperti itu,” tutupnya.