Setiap daerah atau bahkan negara memiliki tradisi dan budayanya masing-masing. Mulai dari budaya adat istiadat, hingga ritual upacara pemakaman. Hal inilah seperti yang terjadi di negara Jepang. Jepang menjadi salah satu negara yang memiliki kebudayaan unik, salah satunya adalah kebudayaan yang berkaitan dengan pemakaman. Proses pemakaman di Jepang, biasanya menggunakan tata cara Buddha. Jenazah tidak dikubur, melainkan dikremasi. Nah, melalui arikel mengenal ritual upacara pemakaman di Jepang, semua informasi dibahas secara tuntas.
Dilansir buzztrend.id dari Japanestation, Sabtu (3/9) upacara pemakaman di Jepang memiliki beberapa bagian. Terdapat dua bagian yaitu otsuya, dan osohiki. Otsuya adalah upacara di mana keluarga, kerabat dan teman-teman almarhum berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir dan mempersembahkan dupa. Biksu Buddha akan membacakan kitab sutra dan mempersembahkan dupa di hadapan jenazah almarhum.
Sementara itu, Ososhiki adalah upacara pemakaman yang terbagi menjadi beberapa upacara. Rangkaian upacara ini dimulai satu hari setelah Otsuya dengan upacara Sougi, isi upacara ini mirip dengan Otsuya. Setelah itu, upacara dilanjutkan dengan Kokubetsushiki yang merupakan kenalan pihak yang ditunggalkan memberikan penghormatan terakhir pada almarhum. Upacara terakhir adalah upacara kremasi. Kemudian upacara ini hanya dilakukan oleh keluarga almarhum.
Hal yang dilakukan saat menghadiri upacara pemakaman.
Pasti dalam benak kamu, bertanya apa yang harus kita lakukan jika menghadiri pemakaman di Jepang? Nah, dalam proses ini dibagi menjadi dua. Bagi pria harus mengenakan jas hitam dengan dalaman kemeja putih, dasi hitam dan tidak menggunak pin. Kemudian untuk sabuk dan kaus kaki juga harus berwarna hitam.
Sementa itu, untuk wanita bisa menggunakan drees ataupun kimono formal yang berwarna hitam juga. Lalu, ta, sepatu, dan berbagai aksesoris harus berwarna hitam pula. Jika datang ke pemakaman di Jepang jangan lah membawa barang yang mencolok perhatian ataupun mengkilap. Mulai dari rambut ataupun barang-barang lainnya. Perlu kamu ketahui , aksesoris seperti cincin nikah dan kalung Mutiara pun jangan digunakan saat menghadiri pemakaman.
Walaupun terdapat beberapa peraturan yang harus dijalankan oleh tamu yang datang, dalam upacara otsuya diperbolehkan menggunakan baju atau barang yang berwarna biru gelap dan abu-abu.
Prosesi bagi tamu undangan upacara pemakaman di Jepang.
Jika sudah mempersiapkan dari segi pakaian, langkah berikutnya adalah tahapan-tahapan yang dilakukan saat ritual upacara pemakaman. Pada tahapan ini terdapat persembahan dupa, nah caranya yaitu sebagai berikut:
- Maju ke depan altar dan membungkuklah pada kerabat almarhum.
- Maju ke hadapan altar dan membungkuklah dalam-dalam.
- Majulah selangkah ke depan untuk mempesembahkan dupa.
- Setelah selesai, pertemukan kedua tangan anda ke posisi berdoa, tundukkan kepala kalian dikit.
- Mundurlah satu langkah ke belakang dan membungkuk dalam-dalam sebelum kembali ke tempat duduk kalian.
Ritual selanjutnya yaitu okoden. Okoden merupakan uang duka yang diberikan saat pelayat datang ke rumah duka. Pemberian okoden ini memiliki tujuan tertentu yaitu membantu meringkan beban biaya yang ditanggung pihak keluarga. Nah, saat memberikan okoden kepihak keluarga juga memiliki tata caranya tersendiri.
Tata cara pertama yaitu tidak diperbolehkan memberikan uang duka dengan menggunakan uang baru. Lalu jumlah uang duka yang diberikan kepada pihak keluarga harus bervariasi jumlahnya. Hal ini ditentukan dengan seberapa dekat almarhum kepada sang pelayat. Biasanya orang-orang Jepang pada umumnya memberikan okoden sebesar 5000 sampai 10.000 yen.
Tata cara yang ketiga yaitu jangan menggunakan angka 4 dan 9 pada pemakaman. Hal ini lantaran angka empat dalam bahasa Jepang memiliki arti ‘shi’ yang artinya adalah kematian. Sementara itu angka 9 ‘ku’ yang merujuk pada kata ‘kurushii’ artinya menderita. Tata cara keempat yaitu menggunakan amplop saat memberikan okoden ke pihak keluarga.