Buzztrend.id – Foto rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Reini Wirahadikusumah fotonya dijual melalui marketplace NFT di OpenSea. Hal ini langsung cepat membuat geger dan bertanya-tanya apa maksud dari ini?
Sebelumnya mungkin anda harus tahu dulu NFT adalah singkatan dari Non-fungible token yang kini menjadi sebuah perbincangan dan sedang hypenya karena dapat mendatangkan uang dengan mudah lewat karya seni atau aset digital yang kita jual. NFT ini tercatat dalam Blokchain, jadi jika seseorang sudha membeli NFT maka ia juga memiliki sertifikat kepemilikan juga dan NFT atau aset digital yang ia beli tersebtu tidak bisa diduplikasi atau replikasi.
Sudah banyak NFT bernilai tinggi yang sudah terjual, seperti contoh Tweet pertama dari CEO Twitter Jack Dorset yang dijual dengan harga sampai USD 2,5 juta atau sekitar Rp 35 miliar. Selain itu pendiri Tesla Elon musk juga baru-baru ini merepost sebuah meme di twitternya sebagai aset digital NFT, Meme populer lainnya yang terjual dengan harga fantasis adalah “Bad Luck Brain” yang tembus di harga 20 koin ETH (Ethereum) atau kalau rupiahnya sekitar Rp 545 juta.
Ya mungkin biasalah NFT ini berbentuk sebuah karya seni yang memiliki nilai, tetapi bagaimana jadinya jika dua foto aset digital rektor ITB dijual melalui marketplace NFT baru baru ini.
Diduga sebagai bentuk Protes
Didalam situs OpenSea, terdapat dua foto yang diunggap untuk dijual sebagai NFT ini, akun yang menjualnya adalah ITB1920. Situs OpenSea sendiri menyebutkan bahwa profil akun pengunggah sudah bergabung sejak Mei 2021 lalu.
Foto pertama diberi judul “Ibu Rektor Tercinta #1” yang menampilkan foto Prof Reini sampai sebatas kaki dengan memakai jas almameter. Foto ini memiliki resolusi 3260×4309 dengan 96 dpi.
Kemudian Foto kedua adalah foto berukuran 3×4 berlatar biru yang diberi judul “Ibu Rektor Tercinta #2”. resolusi dan dpi sama seperti foto pertama.
Soruce : tintahijau.com
Nah kuat dugaan kedua foto yang dijual sebagai NFT sebagai bentuk protes, karena dalam keterangan foto tersebut memuat tagar #ReiniOut. Selain itu profil akun ini pun menjelaskan bahwa akunnya ini bukan akun resmi ITB dan hanya dibuat sebagai rangka protes atas kebijakan SM ITB pertengahan 2021 lalu yang sudah terselesaikan oleh kampus.
Dalam keterangan setiap foto Rektor ITS yang terpampang tersebut, pengunggah menuliskan curhatan yang panjang sekali. Nah inilah isinya.
“Masuk ITB, ku kira akan mendapat kesempatan yang berimbang untuk semuanya. Tanpa melihat seperti apa aku dulu, tanpa melihat rupa dan darimana aku berasal, dan juga tanpa melihat seberapa banyak materi yang kumiliki. Padahal setahuku, setiap warga negara indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Aku kira juga, hari seorang ibu memiliki ketulusan yang tidak terbatas pada anak-anaknya. Memberi apa yang dibutuhkan untuk anaknya agar berkembang, sesuai apa yang sudah menjadi haknya, untuk menjelajah seisi kota dan dunia (untuk tinggal dan berbuat agar masa depan jauh lebih baik).
Tetapi apa yang aku lihat nyatanya berbeda. Ibuku mengelak ketika diajak berbicara, ibuku memilih tersenyum pada dunia dan berpaling dari anaknya. Dan menganggap kita tiada, menganggap kita bukan manusia nyata. Materiku diambil tanpa terasa berguna, aku merasa hampa. Aku merasa berduka, kesempatanku dan penerus bangsa kurasa sudha tiada.” ucap akun tersebut dalam keterangannya di akun OpenSea
Foto tersebut pun menarik banyak perhatian dan OpenSea sendiri sudah ada ribuan orang yang melihatnya, walau belum ada yang memberikan penawaran.
Tanggapan dari pihak ITB
Soruce : itb.ac.id
Karena viral dimana-mana dan menjadi perbincangan dunia maya, berita ini pun langsung sampai ke pihak ITB sendiri.
Pihak ITB sendiri sudah mengkonfirmasi mengenai hal ini, melansir dari Kepala Biro Humas ITB Naomi Haswanti mengatakan bahwa peunggah foto tersebut tanpa sepengatahuan dan izin ITB.
“Pemasangan Foto Ibu Rektor tanpa sepengetahuan dan seizin ITB. kami kuran mengetahui siapa yang memasangnya.” ujar Naomi.
Selain itu hal in juga sampai ke Ibu Rektor ITB Porf. Reini Wirahadikusumah yang menanggapi tentang foto dirinya yang dijual ke marketplace NFT yang viral.
Melainsir dari iNews.id ibu rektor mengatakan bahwa ITB tidak alerti terhadap kritik, masukan dari para mahasiwa dapat disampaikan melalui wali akademik masing-masing, bimbingan konseling, dan melalui rekan sesama mahasiswa secara langsung, atau juga bisa lewat aplikasi GaneCare.
“Karena tidak ada identitas dari penulis, pesan yang disampaikan menurutsaya isinya tidak jelas, termasuk tidak jelas ditunjukkan kepada siapa. Maka saya tidak bisa menanggapinya.” ucap Prof. Reini