Tidak ada yang lebih menarik bagi pelaku bisnis atau investor dari sebuah startup yang bertransformasi menjadi unikorn. Kata ‘unikorn’ sendiri menggambarkan fenomena langka dan istimewa yang diinginkan semua orang. Di Indonesia, startup yang telah mencapai status unikorn kian bertambah. Bagi Anda yang belum tahu, unikorn adalah istilah yang diberikan untuk startup digital dengan kapitalisasi pasar minimal US$1 miliar.
Artikel ini akan membahas daftar Unicorn di Indonesia. Dalam daftar ini, kita akan membahas beberapa startup yang telah mencapai status unikorn, mulai dari cerita mereka, pendanaan yang diterima, dan tentunya bagaimana mereka bisa masuk dalam daftar Unicorn di Indonesia.
Mari kita mulai perjalanan kita dengan melihat berbagai startup yang telah berhasil memasuki daftar Unicorn di Indonesia dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
1. eFishery

Startup agritech, eFishery, merupakan salah satu perusahaan terbaru yang masuk dalam daftar Unicorn di Indonesia. Dengan pendanaan seri D senilai US$108 juta atau sekitar Rp1,61 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.935 per dolar), valuasi mereka naik menjadi US$1,3 miliar. Pendanaan ini diungkapkan oleh VentureCap Insights, yang melacak pengajuan regulasi. Menurut laporan Techinasia, putaran pendanaan terbaru ini dipimpin oleh 42xfund dan melibatkan investor existing seperti Northstar Group dan SoftBank Vision Fund II. Dengan pencapaian ini, eFishery secara resmi masuk dalam daftar Unicord di Indonesia.
Baca Juga
Tips Sukses Wawancara Kerja Online
Tips Memilih Dompet Kulit Asli
Sepatu Lokal Indonesia
2. Gojek
Selanjutnya dalam daftar Unicorn di Indonesia, kita punya Gojek. Startup ride-hailing ini dipimpin oleh Nadiem Makarim dan didirikan sekitar tahun 2010. Gojek menjadi unikorn pertama yang ‘lahir’ di Indonesia pada tahun 2016. Itu terjadi tepat saat Gojek berusia 6 tahun. Pada saat itu, Gojek menerima pendanaan senilai $550 juta dari konsorsium 8 investor yang digawangi oleh Sequoia Capital. Hal ini menjadikan Gojek masuk dalam daftar Unicorn di Indonesia.
3. Tokopedia
Berikutnya dalam daftar Unicorn di Indonesia adalah Tokopedia. E-Commerce yang didirikan oleh William Tanuwijaya ini hadir satu tahun sebelum Gojek, tepatnya pada tahun 2009. Tokopedia berhasil menjadi unikorn kedua di Indonesia pada 17 Agustus 2017. Keberhasilan ini diraih setelah mendapatkan pendanaan dari Alibaba, sebuah perusahaan e-commerce raksasa dari Tiongkok. Dengan pencapaian ini, Tokopedia resmi menjadi bagian dari daftar Unicorn di Indonesia.
4. Traveloka
Traveloka, sebuah platform reservasi tiket online, merupakan unikorn berikutnya dalam daftar Unicorn di Indonesia. Traveloka lahir pada tahun 2012 dan mengukuhkan posisinya sebagai unikorn pada tahun 2017. Hal ini terjadi setelah mereka mendapatkan pendanaan dari perusahaan sejenis milik asing, yakni Expedia. Dengan ini, Traveloka resmi menjadi bagian dari daftar Unicorn di Indonesia.
5. Bukalapak
Selanjutnya dalam daftar Unicorn di Indonesia adalah Bukalapak. Platform e-commerce ini berdiri pada 2010 digawangi oleh Achmad Zaky. Bukalapak, yang bermula dari visi Achmad Zaky untuk memberdayakan UKM di Indonesia, kini telah tumbuh menjadi marketplace yang dikenal luas di tanah air. Melalui perjalanan panjang yang penuh tantangan, Bukalapak akhirnya berhasil meraih status unikorn dan menjadi unikorn keempat di Indonesia. Meski baru-baru ini mengundang kontroversi, namun tidak mengurangi fakta bahwa Bukalapak telah berhasil masuk dalam daftar Unicorn di Indonesia.
6. OVO
Sebagai platform pembayaran digital yang telah mendominasi pasar Indonesia, OVO telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. OVO berhasil mencapai status unikorn dan menjadi bagian dari daftar Unicorn di Indonesia dengan perkiraan valuasi mencapai US$2,9 miliar atau setara dengan Rp41 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.146/US$) pada 2019. Keberhasilan ini menandai langkah penting dalam perjalanan OVO untuk menjadi pemimpin di industri fintech Indonesia.
7. Xendit
Menempati posisi berikutnya dalam daftar Unicorn di Indonesia adalah Xendit, layanan pembayaran business-to-business (B2B). Xendit meraih status unikorn pada 2021, membuktikan bahwa layanan B2B juga memiliki potensi besar dalam menciptakan nilai. Pada waktu itu, Xendit mendeklarasikan diri sebagai layanan pembayaran B2B pertama yang mencapai status unikorn di Indonesia. Prestasi ini bukanlah hasil dari keberuntungan, melainkan buah dari kerja keras, inovasi, dan dedikasi tim Xendit.
8. Kopi Kenangan
Berikutnya, kita memiliki Kopi Kenangan dalam daftar Unicorn di Indonesia. Sebagai jaringan makanan dan minuman (F&B), Kopi Kenangan menunjukkan bahwa industri F&B juga dapat mencapai keberhasilan besar. Mereka berhasil masuk dalam jajaran usaha berstatus unikorn pada 2021 setelah mendapat pendanaan Seri C Tahap Pertama senilai US$96 juta atau sekitar Rp1,3 triliun. Melalui pendanaan ini, Kopi Kenangan menunjukkan bahwa produk lokal berkualitas tinggi dapat mencapai pengakuan internasional dan menembus pasar global.
9. J&T Express
Perusahaan logistik J&T Express juga meraih status unikorn dan menjadi bagian dari daftar Unicorn di Indonesia. Didirikan pada tahun 2015, J&T Express telah berkembang dengan pesat menjadi pemimpin dalam sektor logistik dan pengiriman barang di Indonesia. Pada tahun 2021, valuasi perusahaan ini mencapai di atas US$7,8 miliar, sebuah pencapaian yang luar biasa dalam waktu yang relatif singkat.
10. Ajaib
Platform investasi Ajaib menempati posisi berikutnya dalam daftar Unicorn di Indonesia. Ajaib mengubah cara masyarakat Indonesia berinvestasi dengan memberikan akses yang mudah dan terjangkau ke berbagai instrumen investasi. Pada Oktober 2021, Ajaib menjadi unikorn di Indonesia dan fintech unikorn investasi pertama di Asia Tenggara setelah menggalang dana Seri B sebesar US$243 juta, atau senilai Rp3,4 triliun.
11. DANA
Terakhir dalam daftar Unicorn di Indonesia, DANA meraih status unikorn pada tahun 2022. DANA adalah platform dompet digital yang menyediakan berbagai layanan, mulai dari pembayaran, transfer uang, hingga pembelian pulsa dan token listrik. Mereka mencapai status unikorn setelah mendapatkan suntikan dana segar dari Sinar Mas dan Lazada Group, membuktikan bahwa potensi besar masih ada dalam industri fintech Indonesia.